Kamis, 13 September 2012

Cinta

       Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke 21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:

Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa Melayu apabila dibandingkan dengan beberapa bahasa mutakhir di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatanya dalam mengungkapkan konsep ini. Termasuk juga bahasa Yunani kuno, yang membedakan antara tiga atau lebih konsep: eros, philia, dan agape.
Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
  • Perasaan
  • Pengenalan
  • Tanggung jawab
  • Perhatian
  • Saling menghormati
Erich Fromm dalam buku larisnya (The Art of Loving) menyatakan bahwa ke empat gejala: care, responsibility, respect, knowledge muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai. Omong kosong jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi tak pernah mengasuh dan tak ada tanggung jawab pada si anak. Sementara tanggung jawab dan pengasuhan tanpa rasa hormat sesungguhnya & tanpa rasa ingin mengenal lebih dalam akan menjerumuskan para orang tua, guru, rohaniwan, dan individu lainnya pada sikap otoriter.

Seperti banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan. Lihat hipotesis Sapir-Whorf.
Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dll. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah dialami daripada dijelaskan.
Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya

Cinta antar pribadi

Cinta antar pribadi menunjuk kepada cinta antara manusia. Bentuk ini lebih dari sekedar rasa kesukaan terhadap orang lain. Cinta antar pribadi bisa mencakup hubungan kekasih, hubungan orangtua dengan anak, dan juga persahabatan yang sangat erat.
Beberapa unsur yang sering ada dalam cinta antar pribadi:
  • Kasih sayang: menghargai orang lain.
  • Altruisme: perhatian non-egois kepada orang lain (yang tidak dimiliki oleh banyak orang).
  • Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan (bukan saling memanfaatkan).
  • Komitmen: keinginan untuk mengabadikan cinta, tekad yang kuat dalam suatu hubungan.
  • Keintiman emosional: berbagi emosi dan rasa.
  • Kekerabatan: ikatan keluarga.
  • Passion: hasrat dan atau nafsu seksual yang cenderung menggebu-gebu.
  • Physical intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain secara fisik, termasuk di dalamnya hubungan seksual.
  • Kepentingan pribadi: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi, cenderung egois dan ada keinginan untuk memanfaatkan pasangan.
  • Pelayanan: keinginan untuk membantu dan atau melayani.
  • Homoseks: cinta dan atau hasrat seksual pada orang yang berjenis kelamin sama, khususnya bagi pria (gay). Bagi wanita biasa disebut lesbian (lesbi).
Energi seksual dapat menjadi unsur paling penting dalam menentukan bentuk hubungan. Namun atraksi seksual sering menimbulkan sebuah ikatan baru, keinginan seksual dianggap tidak baik atau tidak sepantasnya dalam beberapa ikatan cinta. Dalam banyak agama dan sistem etik hal ini dianggap salah bila memiliki keinginan seksual kepada keluarga dekat, anak, atau diluar hubungan berkomitmen. Tetapi banyak cara untuk mengungkapkan rasa kasih sayang tanpa seks. Afeksi, keintiman emosi dan hobi yang sama sangat biasa dalam berteman dan saudara di seluruh manusia.


Nama Tokoh-Tokoh Wayang Golek

Sejarah Ringkas......
Seni rupa sandiwara boneka berkayu atau lebih lazim jenengan - namanya Wayang Golek, tindak-tanduknya memang kelihatan seperti lagi ngagulitik atau menggolek, asal muasalnya di dataran tinggi Priangan Jawa Barat yang kerajaan buddha Pajajaran masih misésa atau menguasai pada abad XV M., tatkala itu, Sunan Giri, salah satu dari sembilan Wali Songo yang mendatangi pulau Jawa dari perbagai negeri ufuk timur seperti Persia, Turki, Mesir dan Cina untuk beruluk salam sambil mencanangkan kawibawan firman Allah, dipercaya memperkenalkan seni ini kepada penduduk setempat.

Itu lambat-laun terjungkar-jangkir sepanjang daerah Priangan, bergabung sama adat istiadat pra-Islam dan budaya khayalak ramai. Pada hakekatnya, ini dilantarankan aspeknya yang sudah merecup dalam benak masyarakat awam, tasmat menggalang faham-faham hikmah filsafat, akhlak atau malahan bermuatan kasad propaganda. Bahwasanya, setiap babak pementasan adalah bidang permata atau ibarat tematis filsafat tertentu, dengan menyirat makna tersendiri bagi penilik yang berlatar belakang undak-usuk atau tingkat pendidikan berbeda-beda. Berisikan serancaman cerita murni adapun pertikaian kebajikan melawan kedurjanaan dan segala nista kepasikan yang akhirnya cuang-caing. Tidak pelak lagi, bukannya menyerupai selangkas buah papaya bahwa Seni Wayang Golek telah menghaturkan sumbangsih yang cukup berarti dalam hal mencagarkan kesinabungan warisan khazanah budaya tamaddun sunda zaman pra-islam.

1. Anoman

Anoman Perbancana Suta, atau Hanoman, kera berbulu putih putra Batara Guru dari dewi Anjani.

Ia pernah menjabat sebagai senapati kerajaan Mahespati, mengabdi kepada Batara Rama dalam kisah Ramayana.

Ia juga memiliki umur yang sangat panjang, karena mempunyai tugas menyimpan sukma Rahwana di dalam cupunya. Itu menurut Pustaka Rajah Purwa Ramayana, yang berbeda dengan versi Ramayana dari India.

Anoman memiliki beberapa ajian. Aji Pancasona, kekuatan menerima bacokan musuh. Bayu Bajra, pukulan dengan tenaga ratusan kali sehingga bisa menjepit gunung sonara-sonara untuk menjepit tubuh dasamuka. Pancanaka, kuku ibu jarinya yang bisa digunakan sebagai senjata pembunuh yang hebat. Bayu Rota, kekuatan atau kecepatan secepat angin. Sirna Bobot, aji untuk meringankan tubuh saat terbang atau pun loncat.

2. Arjuna

 
Arjuna adalah putra Pandu yang ketiga dari ibu Dewi Kunti. Disebut juga panengah Pandawa.

Tinggal di Madukara, bagian dari kerajaan Amarta.

Berparas tampan, banyak disukai wanita.

Memiliki senjata pusaka keris Pancaroba, Ali-ali Ampal dan panah Pasopati.

Arjuna sangat taat kepada gurunya, yaitu Resi Drona dari kerajaan Astina.

Memilika putra salah satunya adalah Abimanyu.

3. Aswatama

Aswatama adalah putra Resi Drona (guru Pandawa dan Kurawa). Putra satu-satunya, menjadikan Aswatama sangat disayang oleh ayahnya.

4. Bambang Kaca
 
Bambang Kaca adalah putra Gatotkaca.

Setelah masa Bratayuda, Astina kembali dikuasai pihak Pandawa. Parikesit, cucu Arjuna, menjadi raja saat itu. Sedangkan Bambang Kaca menjadi benteng pertahanan negara Astina.

Mengenakan pakaian Kre Antakusuma (milik ayahnya). Suaranya pun mirip sekali dengan ayahnya.

5. Bambang Sumantri

Bambang Sumantri adalah keponakan Rama Bergawa. Dia mempunyai adik bernama Sokrasana yang buruk rupa.

Dia pernah dihukum oleh Arjuna Sasrabahu karena ingin menikahi calon istri Arjuna Sasrabahu, yaitu diperintah untuk memindahkan Taman Sriwedari ke alun-alun kota. Berkat bantuan adiknya taman itu bisa dipindahkan. Namun karena malu punyak adik buruk rupa akhirnya secara tidak sengaja Sokrasana terbunuh oleh kakaknya sendiri.

Sumantri mati oleh Sokrasana yang menjelma menjadi buaya ketika Sumantri berkelahi dengan Rahwana.

6. Batara Bayu

Bayu berarti angin. Batara Bayu adalah Dewa yang menguasai angin. Dia tinggal di Kahyangan Pangwalung.

Ayahnya bernama Batara Guru. Ibunya bernama Dewi Uma. Istrinya bernama Dewi Sumi

Nama lain dari Batara Bayu adalah Batara Pawana Guru, Batara Prabancana, Batara Maruta.

Batara Bayu memiliki beberapa ajian. Salah satunya adalah Aji Bayubajra. Yakni bisa mengeluarkan angin puting beliung untuk menyerang lawannya.



Dia memiliki beberapa murid. Anoman (monyet putih) dan Bima (Pandawa yang ke-2). Mereka memiliki Kuku Pancanaka, yakni senjata pada kuku ibu jarinya. Coba perhatikan pada kuku jempolnya (Batara bayu, Anoman, Bima).

7. Batara Guru
 
Batara Guru adalah putra Sanghyang Tunggal.

Merajai 3 alam. Alam Marcapada, alam Madyapada, dan alam Mayapada.


8. Batara Kresna


Batara Kresna adalah raja kerajaan Dwarawati dan merupakan titisan Dewa Wisnu, ditugaskan untuk menyelesaikan segala macam permasalahan yang terjadi di muka bumi.

Mempunyai senjata Gambar Lopian yang bisa melihat keadaan di seluruh belahan penjuru dunia.


9. Batara Rama
 
Batara Rama atau Sri Rama atau Ramawijaya adalah raja dari kerajaan Ayodya. Putra prabu Dasarata.

Beristerikan Dewi Shinta, setelah memenangkan sayembara menarik Busur Pusaka Kerajaan Mantili.

Semasa muda bernama Raden Regawa. Mendapat nama Rama setelah berhasil mengalahkan Rama Bergawa.


10. Bima

Bima adalah putra Pandu yang kedua dari ibu Dewi Kunti. Menikah dengan Arimbi. Bima adalah ayahanda Gatotkaca.

Memiliki kuku pancanaka.

Ada seekor ular di lehernya. Jika Bima berbohong maka ular tersebut akan menggigit lehernya. Sehingga Bima dikenal dengan karakter yang tidak pernah berbohong.


11. Cepot

Sastrajingga alias Cepot adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen (sebetulnya Cepot lahir dari saung). Wataknya humoris, suka banyol ngabodor, tak peduli kepada siapa pun baik ksatria, raja maupun para dewa. Kendati begitu lewat humornya dia tetap memberi nasehat petuah dan kritik.

Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh dalang di tengah kisah. Selalu menemani para ksatria, terutama Arjuna, Ksatria Madukara yang jadi majikannya. Cepot digunakan dalang untuk menyampaikan pesan-pesan bebas bagi pemirsa dan penonton baik itu nasihat, kritik maupun petuah dan sindiran yang tentu saja disampaikan sambil guyon.

Dalam berkelahi atau perang, Sastrajingga biasa ikut dengan bersenjata bedog alias golok. Dalam pengembangannya Cepot juga punya senjata panah. Para denawa (raksasa/buta) biasa jadi lawannya.

Sastrajingga merupakan tokoh panakawan putra Semar Badranaya.

Sastra adalah tulisan. Jingga adalah merah. Si Cepot adalah gambaran tokoh wayang yang mempunyai kelakuan buruk ibarat seorang siswa yang mempunyai rapot merah.

Namun demikian ia sangat setia mengikuti Semar kemana saja dia pergi.

Kehadirannya dalam setiap pagelaran wayang golek sangat dinanti-nanti karena kekocakannya. Asep Sunandar Sunarya menjadikan si Cepot sebagai kokojo / tokoh unggulan pada setiap pagelaran. Bahkan tanda tangan Asep Sunandar ditulis atas nama Cepot.


12. Dawala

Dawala adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen. Sangat setia menemani kakaknya Cepot kemana pun pergi.


13. Denawa Acung


Denawa. Biasa disebut bangsa buta. Buta itu adalah tidak melihat. Tetapi bangsa buta atau bangsa denawa bukan berarti bangsa yang tidak bisa melihat oleh matanya sendiri.

Maksudnya adalah buta akan petunjuk-petunjuk agama, atau bisa disebut juga buta hati. Sehingga prilaku bangsa denawa biasanya mencuri, merampok, membunuh, dan prilaku jahat lainnya.

Denawa acung maksudnya wayang dengan karakter bertubuh kecil bersuara kecil. Biasanya dibawakan sebagai karakter yang mudah marah.


14. Denawa Calangap

Denawa. Biasa disebut bangsa buta. Buta itu adalah tidak melihat. Tetapi bangsa buta atau bangsa denawa bukan berarti bangsa yang tidak bisa melihat oleh matanya sendiri.

Maksudnya adalah buta akan petunjuk-petunjuk agama, atau bisa disebut juga buta hati. Sehingga prilaku bangsa denawa biasanya mencuri, merampok, membunuh, dan prilaku jahat lainnya.

Denawa calangap maksudnya wayang ini mulutnya bisa menganga. Biasanya oleh para dalang digunakan sebagai sebuah karakter yang hanya bisa mengucap vokal "A" saja. Contoh: "saya akan ka jakarta jalan pajajaran lantas tabrakan sama randa."


15. Denawa Huntu

Denawa. Biasa disebut bangsa buta. Buta itu adalah tidak melihat. Tetapi bangsa buta atau bangsa denawa bukan berarti bangsa yang tidak bisa melihat oleh matanya sendiri.

Maksudnya adalah buta akan petunjuk-petunjuk agama, atau bisa disebut juga buta hati. Sehingga prilaku bangsa denawa biasanya mencuri, merampok, membunuh, dan prilaku jahat lainnya.

Denawa huntu maksudnya wayang dengan karakter giginya besar. Huntu artinya gigi.


16. Dewi Drupadi

Dewi Drupadi adalah istri Prabu Yudistira atau Darmakusuma, raja Amarta. Memiliki satu putra bernama Pancawala.

Pada masa Pandawa dihukum selama 12 tahun ditambah satu tahun oleh kurawa diperintahkan untuk menyamar, Dewi Drupadi menyamar menjadi pelayan di kerajaan Wirata bernama Malini. Patih kerajaan Wirata bernama Kicaka menyukai Malini / Dewi Drupadi dan ingin dijadikan istrinya. Tapi Malini mengaku sudah punya suami dari bangsa jin dan meminta Kicaka untuk membunuh jin itu. Kicaka menyanggupi. Durpadi minta tolong kepada Bima untuk membereskan masalahnya. Kicaka mati di tangan Bima yang mengaku suami Malini dari bangsa jin.

Dewi Drupadi dikisahkan dalam cerita "Pandawa Tutas Nyamur".


17. Gareng

Gareng adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen. Gareng biasanya selalu di rumah saja membantu ibu Sutiragen melakukan berbagai pejkerjaan rumah.


18. Gatot Kaca

Gatotkaca, salah seorang tokoh dari epos Mahabharata. Putra Arya Bima & Arimbi. Bima memberi nama anaknya itu Jabang Tutuka.

Gatotkaca sakti mandraguna dengan segala ilmu dan aji-aji pamungkasnya seperti Brajamusti, Krincing Wesi, Bajingiring, Garuda Ngapak dan sebagainya.

Dipercaya menjadi panglima perang negara Pringgadani. Dikenal dengan julukan otot kawat, tulang baja, daging besi.

Lebih dari itu dia pun memiliki jiwa seni yang tinggi. Dikenal pula sebagai pembuat arca, patung-patung dari batu.

Gatot kaca sendiri memiliki banyak nama pemberian dewa. Namun yang dipakai adalah nama Gatotkaca, nama pemberian dari Batara Guru saat di sawarga maniloka.

Saat umur 3 tahun, Jabang Tutuka diutus Batara Guru untuk melawan Naga Percona. Tapi sayang, Tutuka mati di tangan Naga Percona setelah ia menendang mata Naga Percona hingga buta sebelah matanya.

Untuk itu Batara Guru memerintahkan Batara Narada dan Batara Bayu untuk memasukan jasad Tutuka ke kawah Candradimuka. Tutuka dicetak ulang berganti wujud menjadi Gatotkaca.

19. Nakula

Nakula adalah putra Pandu yang keempat. Disebut juga Pandawa yang ke-empat. Memiliki saudara kembar yaitu Sadewa.

20. Sadewa
Sadewa ada di sebelah kanan

Sadewa adalah putra Pandu yang kelima. Disebut juga Pandawa yang kelima. Memiliki saudara kembar yaitu Nakula.

21. Yudhistira

Yudistira adalah putra Pandu yang pertama dari ibu Dewi Kunti.

Ia adalah raja Amarta.

Ialah yang memegang pusaka sakti Layang Jamus Kalimusada.

22. Semar Badranaya

Semar Badranaya adalah penjelmaan dewa, yakni Batara Ismaya. Istrinya bernama Sutiragen putra Raja dari kerajaan Sekarnumbe. Anaknya bernama Cepot, Dewala dan Gareng.

Di Sawarga Maniloka dia mempunyai anak yaitu Batara Surya (dewa matahari).

Ia adalah tokoh wayang yang paling sakti dari semua tokoh wayang.

Semar berkulit hitam, (seperti buah manggis / manggu yang telah hitam berarti telah matang) melambangkan telah dewasa atau matang baik dalam mental dan pemikiran.
Berwajah putih. Wajah adalah cerminan dari hati. Semar berhati putih, suci, bersih.

Berkantong kosong. Semar kosong atau bersih dari sifat sirik pidik jail kaniaya iren panastren dudumpak rurumpak ngupat sumuat ujug riya takabur nyaci maki siksik belik teu kaopan teu payaan bedegong buntangul buraong kedul dan lain sebagainya. Intinya kosong dari sifat-sifat buruk manusia.

Mempunyai bentuk unik. Disebut pria tapi berbuah dada dan berbokong besar. Disebut wanita tapi berjakun. Disebut masih anak-anak atau muda tetapi berkulit keriput. Disebut berdiri tapi duduk disebut duduk tetapi terlihat berdiri. Disebut sudah tua tetapi berkuncung di kepalanya. Bermakna setiap manusia baik pria, wanita, orang tua atau anak-anak muda seharusnya berhati bersih, suci seperti putihnya wajah semar.

Kembah Cangkok Wijaya Kusumah

Wijayakusuma

Ada kepercayaan yang tak lekang oleh waktu, bahwa raja Mataram yang baru dinobatkan tidak akan sah diakui dunia kasar dan halus, kalau belum berhasil memetik bunga Widjojokoesoemo sebagai pusaka keraton. Mengapa harus memetik bunga itu, dan mengapa kini beredar bunga Wijayakusuma yang lain?
Tradisi memetik bunga itu didasarkan atas kepercayaan, bahwa pohon yang menghasilkan bunga itu jelmaan pusaka keraton Batara Kresna. Batara titisan Wisnu ini kebetulan menjadi Raja Dwarawati. Letaknya di dunia pewayangan sana.
Menurut kisah spiritual yang diteruskan dari mulut ke telinga, dan dari mulut ke telinga yang lain, pusaka keraton itu dilabuh (dihanyutkan) ke Laut Kidul oleh Kresna, sebelum beliau mangkat ke Swargaloka, di kawasan Nirwana.
Apa yang terjadi? Pusaka atribut Raja Kresna itu setelah dilabuh menjadi pohon di atas batu pulau karang (Majethi). Letaknya di ujung timur Pulau Nusakambangan di selatan Kota Cilacap.
Secara fisik, pulau yang terkenal sebagai Karangbandung (Majethi) itu dikuasai oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia, tetapi secara spiritual ia dikuasai oleh ratu siluman, Nyai Roro Kidul. Ratu ini sering mengadakan rapat pleno di pulau itu.
Karena menurut silsilah dalam Babad Tanah Jawi raja-raja Jawa itu keturunan Bre Widjaye dari Majapahit (yang titisan Wisnu juga), maka sudah sepantasnyalah kalau para baginda mewarisi pusaka keraton Dwarawati yang kini tumbuh di Karangbandung (Majethi). Maka, raja Mataram yang baru dinobatkan juga wajib hukumnya untuk mengambil bunga pusaka yang keramat itu.
Untuk memetiknya jelas sulit sekali. Tidak hanya karena tempatnya yang terpencil, tetapi juga karena pulau itu angker dijaga ketat oleh garnisun tentara siluman. Diperlukan seorang paranormal agar dapat berhasil. Ini menurut para abdi dalem petugas pengambil bunga.
Pada zaman Mataram dulu mereka berjalan kaki dari Kartosuro (ibu kota kerajaan waktu itu) ke Magelang lewat Boyolali dan menyusuri lereng Gunung Merapi. Dari Magelang melalui Temanggung dan Wonosobo, mereka turun ke Cilacap. Lalu menyeberang ke Pulau Karangbandung (Majethi) dengan perahu. Sudah bersusah payah mendekat, ternyata pohonnya tidak mau berbunga pada sembarang waktu. Berbunganya sesudah diminta oleh paranormal yang berwajib dengan bersemedi.
Kalau sudah ndelalah (semacam Que sera sera), bunga akan jatuh sendiri dalam bokor yang segera ditutup dengan kain kerajaan. Inilah yang kemudian dibawa kembali ke Kartosuro, dan disimpan dalam kamar pusaka keraton. Tak seorang pun boleh melihat bunga di bawah kain penutup itu. Hanya raja yang boleh mengintip, untuk memastikan bahwa yang dipersembahkan itu betul-betul bunga.
Itulah yang akan meneruskan spirit kebijakan bestari dari Betara Kresna ke raja Mataram yang kini berkuasa. Jadi caranya memerintah kerajaan dapat sama bijak dan adilnya dengan Raja Kresna Dwarawati.
'Singkatnya