Sejarah Ringkas......
Seni rupa sandiwara boneka berkayu atau lebih lazim jenengan - namanya
Wayang Golek, tindak-tanduknya memang kelihatan seperti lagi ngagulitik
atau menggolek, asal muasalnya di dataran tinggi Priangan Jawa Barat
yang kerajaan buddha Pajajaran masih misésa atau menguasai pada abad XV
M., tatkala itu, Sunan Giri, salah satu dari sembilan Wali Songo yang
mendatangi pulau Jawa dari perbagai negeri ufuk timur seperti Persia,
Turki, Mesir dan Cina untuk beruluk salam sambil mencanangkan kawibawan
firman Allah, dipercaya memperkenalkan seni ini kepada penduduk
setempat.
Itu lambat-laun terjungkar-jangkir sepanjang daerah Priangan, bergabung
sama adat istiadat pra-Islam dan budaya khayalak ramai. Pada
hakekatnya, ini dilantarankan aspeknya yang sudah merecup dalam benak
masyarakat awam, tasmat menggalang faham-faham hikmah filsafat, akhlak
atau malahan bermuatan kasad propaganda. Bahwasanya, setiap babak
pementasan adalah bidang permata atau ibarat tematis filsafat tertentu,
dengan menyirat makna tersendiri bagi penilik yang berlatar belakang
undak-usuk atau tingkat pendidikan berbeda-beda. Berisikan serancaman
cerita murni adapun pertikaian kebajikan melawan kedurjanaan dan segala
nista kepasikan yang akhirnya cuang-caing. Tidak pelak lagi, bukannya
menyerupai selangkas buah papaya bahwa Seni Wayang Golek telah
menghaturkan sumbangsih yang cukup berarti dalam hal mencagarkan
kesinabungan warisan khazanah budaya tamaddun sunda zaman pra-islam.
1. Anoman
Anoman Perbancana Suta, atau Hanoman, kera berbulu putih putra Batara Guru dari dewi Anjani.
Ia pernah menjabat sebagai senapati kerajaan Mahespati, mengabdi kepada Batara Rama dalam kisah Ramayana.
Ia juga memiliki umur yang sangat panjang, karena mempunyai tugas
menyimpan sukma Rahwana di dalam cupunya. Itu menurut Pustaka Rajah
Purwa Ramayana, yang berbeda dengan versi Ramayana dari India.
Anoman memiliki beberapa ajian. Aji Pancasona, kekuatan menerima bacokan
musuh. Bayu Bajra, pukulan dengan tenaga ratusan kali sehingga bisa
menjepit gunung sonara-sonara untuk menjepit tubuh dasamuka. Pancanaka,
kuku ibu jarinya yang bisa digunakan sebagai senjata pembunuh yang
hebat. Bayu Rota, kekuatan atau kecepatan secepat angin. Sirna Bobot,
aji untuk meringankan tubuh saat terbang atau pun loncat.
2. Arjuna
Arjuna adalah putra Pandu yang ketiga dari ibu Dewi Kunti. Disebut juga panengah Pandawa.
Tinggal di Madukara, bagian dari kerajaan Amarta.
Berparas tampan, banyak disukai wanita.
Memiliki senjata pusaka keris Pancaroba, Ali-ali Ampal dan panah Pasopati.
Arjuna sangat taat kepada gurunya, yaitu Resi Drona dari kerajaan Astina.
Memilika putra salah satunya adalah Abimanyu.
3. Aswatama
Aswatama adalah putra Resi Drona (guru Pandawa dan Kurawa). Putra
satu-satunya, menjadikan Aswatama sangat disayang oleh ayahnya.
4. Bambang Kaca
Bambang Kaca adalah putra Gatotkaca.
Setelah masa Bratayuda, Astina kembali dikuasai pihak Pandawa.
Parikesit, cucu Arjuna, menjadi raja saat itu. Sedangkan Bambang Kaca
menjadi benteng pertahanan negara Astina.
Mengenakan pakaian Kre Antakusuma (milik ayahnya). Suaranya pun mirip sekali dengan ayahnya.
5. Bambang Sumantri
Bambang Sumantri adalah keponakan Rama Bergawa. Dia mempunyai adik bernama Sokrasana yang buruk rupa.
Dia pernah dihukum oleh Arjuna Sasrabahu karena ingin menikahi calon
istri Arjuna Sasrabahu, yaitu diperintah untuk memindahkan Taman
Sriwedari ke alun-alun kota. Berkat bantuan adiknya taman itu bisa
dipindahkan. Namun karena malu punyak adik buruk rupa akhirnya secara
tidak sengaja Sokrasana terbunuh oleh kakaknya sendiri.
Sumantri mati oleh Sokrasana yang menjelma menjadi buaya ketika Sumantri berkelahi dengan Rahwana.
6. Batara Bayu
Bayu berarti angin. Batara Bayu adalah Dewa yang menguasai angin. Dia tinggal di Kahyangan Pangwalung.
Ayahnya bernama Batara Guru. Ibunya bernama Dewi Uma. Istrinya bernama Dewi Sumi
Nama lain dari Batara Bayu adalah Batara Pawana Guru, Batara Prabancana, Batara Maruta.
Batara Bayu memiliki beberapa ajian. Salah satunya adalah Aji Bayubajra.
Yakni bisa mengeluarkan angin puting beliung untuk menyerang lawannya.
Dia memiliki beberapa murid. Anoman (monyet putih) dan Bima (Pandawa
yang ke-2). Mereka memiliki Kuku Pancanaka, yakni senjata pada kuku ibu
jarinya. Coba perhatikan pada kuku jempolnya (Batara bayu, Anoman,
Bima).
7. Batara Guru
Batara Guru adalah putra Sanghyang Tunggal.
Merajai 3 alam. Alam Marcapada, alam Madyapada, dan alam Mayapada.
8. Batara Kresna
Batara Kresna adalah raja kerajaan Dwarawati dan merupakan titisan Dewa
Wisnu, ditugaskan untuk menyelesaikan segala macam permasalahan yang
terjadi di muka bumi.
Mempunyai senjata Gambar Lopian yang bisa melihat keadaan di seluruh belahan penjuru dunia.
9. Batara Rama
Batara Rama atau Sri Rama atau Ramawijaya adalah raja dari kerajaan Ayodya. Putra prabu Dasarata.
Beristerikan Dewi Shinta, setelah memenangkan sayembara menarik Busur Pusaka Kerajaan Mantili.
Semasa muda bernama Raden Regawa. Mendapat nama Rama setelah berhasil mengalahkan Rama Bergawa.
10. Bima
Bima adalah putra Pandu yang kedua dari ibu Dewi Kunti. Menikah dengan Arimbi. Bima adalah ayahanda Gatotkaca.
Memiliki kuku pancanaka.
Ada seekor ular di lehernya. Jika Bima berbohong maka ular tersebut akan
menggigit lehernya. Sehingga Bima dikenal dengan karakter yang tidak
pernah berbohong.
11. Cepot
Sastrajingga alias Cepot adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari
pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen (sebetulnya Cepot lahir dari
saung). Wataknya humoris, suka banyol ngabodor, tak peduli kepada siapa
pun baik ksatria, raja maupun para dewa. Kendati begitu lewat humornya
dia tetap memberi nasehat petuah dan kritik.
Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh dalang di tengah kisah. Selalu
menemani para ksatria, terutama Arjuna, Ksatria Madukara yang jadi
majikannya. Cepot digunakan dalang untuk menyampaikan pesan-pesan bebas
bagi pemirsa dan penonton baik itu nasihat, kritik maupun petuah dan
sindiran yang tentu saja disampaikan sambil guyon.
Dalam berkelahi atau perang, Sastrajingga biasa ikut dengan bersenjata
bedog alias golok. Dalam pengembangannya Cepot juga punya senjata panah.
Para denawa (raksasa/buta) biasa jadi lawannya.
Sastrajingga merupakan tokoh panakawan putra Semar Badranaya.
Sastra adalah tulisan. Jingga adalah merah. Si Cepot adalah gambaran
tokoh wayang yang mempunyai kelakuan buruk ibarat seorang siswa yang
mempunyai rapot merah.
Namun demikian ia sangat setia mengikuti Semar kemana saja dia pergi.
Kehadirannya dalam setiap pagelaran wayang golek sangat dinanti-nanti
karena kekocakannya. Asep Sunandar Sunarya menjadikan si Cepot sebagai
kokojo / tokoh unggulan pada setiap pagelaran. Bahkan tanda tangan Asep
Sunandar ditulis atas nama Cepot.
12. Dawala
Dawala adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Semar
Badranaya dan Sutiragen. Sangat setia menemani kakaknya Cepot kemana pun
pergi.
13. Denawa Acung
Denawa. Biasa disebut bangsa buta. Buta itu adalah tidak melihat. Tetapi
bangsa buta atau bangsa denawa bukan berarti bangsa yang tidak bisa
melihat oleh matanya sendiri.
Maksudnya adalah buta akan petunjuk-petunjuk agama, atau bisa disebut
juga buta hati. Sehingga prilaku bangsa denawa biasanya mencuri,
merampok, membunuh, dan prilaku jahat lainnya.
Denawa acung maksudnya wayang dengan karakter bertubuh kecil bersuara
kecil. Biasanya dibawakan sebagai karakter yang mudah marah.
14. Denawa Calangap
Denawa. Biasa disebut bangsa buta. Buta itu adalah tidak melihat. Tetapi
bangsa buta atau bangsa denawa bukan berarti bangsa yang tidak bisa
melihat oleh matanya sendiri.
Maksudnya adalah buta akan petunjuk-petunjuk agama, atau bisa disebut
juga buta hati. Sehingga prilaku bangsa denawa biasanya mencuri,
merampok, membunuh, dan prilaku jahat lainnya.
Denawa calangap maksudnya wayang ini mulutnya bisa menganga. Biasanya
oleh para dalang digunakan sebagai sebuah karakter yang hanya bisa
mengucap vokal "A" saja. Contoh: "saya akan ka jakarta jalan pajajaran
lantas tabrakan sama randa."
15. Denawa Huntu
Denawa. Biasa disebut bangsa buta. Buta itu adalah tidak melihat. Tetapi
bangsa buta atau bangsa denawa bukan berarti bangsa yang tidak bisa
melihat oleh matanya sendiri.
Maksudnya adalah buta akan petunjuk-petunjuk agama, atau bisa disebut
juga buta hati. Sehingga prilaku bangsa denawa biasanya mencuri,
merampok, membunuh, dan prilaku jahat lainnya.
Denawa huntu maksudnya wayang dengan karakter giginya besar. Huntu artinya gigi.
16. Dewi Drupadi
Dewi Drupadi adalah istri Prabu Yudistira atau Darmakusuma, raja Amarta. Memiliki satu putra bernama Pancawala.
Pada masa Pandawa dihukum selama 12 tahun ditambah satu tahun oleh
kurawa diperintahkan untuk menyamar, Dewi Drupadi menyamar menjadi
pelayan di kerajaan Wirata bernama Malini. Patih kerajaan Wirata bernama
Kicaka menyukai Malini / Dewi Drupadi dan ingin dijadikan istrinya.
Tapi Malini mengaku sudah punya suami dari bangsa jin dan meminta Kicaka
untuk membunuh jin itu. Kicaka menyanggupi. Durpadi minta tolong
kepada Bima untuk membereskan masalahnya. Kicaka mati di tangan Bima
yang mengaku suami Malini dari bangsa jin.
Dewi Drupadi dikisahkan dalam cerita "Pandawa Tutas Nyamur".
17. Gareng
Gareng adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Semar
Badranaya dan Sutiragen. Gareng biasanya selalu di rumah saja membantu
ibu Sutiragen melakukan berbagai pejkerjaan rumah.
18. Gatot Kaca
Gatotkaca, salah seorang tokoh dari epos Mahabharata. Putra Arya Bima & Arimbi. Bima memberi nama anaknya itu Jabang Tutuka.
Gatotkaca sakti mandraguna dengan segala ilmu dan aji-aji pamungkasnya
seperti Brajamusti, Krincing Wesi, Bajingiring, Garuda Ngapak dan
sebagainya.
Dipercaya menjadi panglima perang negara Pringgadani. Dikenal dengan julukan otot kawat, tulang baja, daging besi.
Lebih dari itu dia pun memiliki jiwa seni yang tinggi. Dikenal pula sebagai pembuat arca, patung-patung dari batu.
Gatot kaca sendiri memiliki banyak nama pemberian dewa. Namun yang
dipakai adalah nama Gatotkaca, nama pemberian dari Batara Guru saat di
sawarga maniloka.
Saat umur 3 tahun, Jabang Tutuka diutus Batara Guru untuk melawan Naga
Percona. Tapi sayang, Tutuka mati di tangan Naga Percona setelah ia
menendang mata Naga Percona hingga buta sebelah matanya.
Untuk itu Batara Guru memerintahkan Batara Narada dan Batara Bayu untuk
memasukan jasad Tutuka ke kawah Candradimuka. Tutuka dicetak ulang
berganti wujud menjadi Gatotkaca.
19. Nakula
Nakula adalah putra Pandu yang keempat. Disebut juga Pandawa yang ke-empat. Memiliki saudara kembar yaitu Sadewa.
20. Sadewa
Sadewa ada di sebelah kanan
Sadewa adalah putra Pandu yang kelima. Disebut juga Pandawa yang kelima. Memiliki saudara kembar yaitu Nakula.
21. Yudhistira
Yudistira adalah putra Pandu yang pertama dari ibu Dewi Kunti.
Ia adalah raja Amarta.
Ialah yang memegang pusaka sakti Layang Jamus Kalimusada.
22. Semar Badranaya
Semar Badranaya adalah penjelmaan dewa, yakni Batara Ismaya. Istrinya
bernama Sutiragen putra Raja dari kerajaan Sekarnumbe. Anaknya bernama
Cepot, Dewala dan Gareng.
Di Sawarga Maniloka dia mempunyai anak yaitu Batara Surya (dewa matahari).
Ia adalah tokoh wayang yang paling sakti dari semua tokoh wayang.
Semar berkulit hitam, (seperti buah manggis / manggu yang telah hitam
berarti telah matang) melambangkan telah dewasa atau matang baik dalam
mental dan pemikiran.
Berwajah putih. Wajah adalah cerminan dari hati. Semar berhati putih, suci, bersih.
Berkantong kosong. Semar kosong atau bersih dari sifat sirik pidik jail
kaniaya iren panastren dudumpak rurumpak ngupat sumuat ujug riya
takabur nyaci maki siksik belik teu kaopan teu payaan bedegong
buntangul buraong kedul dan lain sebagainya. Intinya kosong dari
sifat-sifat buruk manusia.
Mempunyai bentuk unik. Disebut pria tapi berbuah dada dan berbokong
besar. Disebut wanita tapi berjakun. Disebut masih anak-anak atau muda
tetapi berkulit keriput. Disebut berdiri tapi duduk disebut duduk tetapi
terlihat berdiri. Disebut sudah tua tetapi berkuncung di kepalanya.
Bermakna setiap manusia baik pria, wanita, orang tua atau anak-anak
muda seharusnya berhati bersih, suci seperti putihnya wajah semar.